Lebak, Bantentv.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak mencatat kasus penyakit tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Lebak, Banten, kembali menjadi perhatian serius. Dari beberapa Kecamatan, Kecamatan Cibeber menjadi wilayah dengan jumlah kasus TBC tertinggi di daerah tersebut.
Data dari Dinkes lebak hingga awal Oktober 2025, tercatat sebanyak 4.603 kasus TBC di Kabupaten Lebak. Dari jumlah tersebut, 74 orang dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit menular ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Endang Komarudin mengatakan, wilayah selatan Kabupaten Lebak, khususnya Kecamatan Cibeber, menjadi daerah dengan kasus TBC terbanyak tahun ini. Dinkes bersama pemerintah daerah setempat akan memperkuat pengawasan dan program pengobatan di wilayah tersebut.
“Untuk sementara ini, daerah selatan, terutama Kecamatan Cibeber, menjadi wilayah dengan temuan kasus tertinggi,” katanya.
Baca Juga: Dinkes Catat Ada 5 Ribu Kasus TBC di Banten
Menurut Endang, angka kasus tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 5.868 kasus hingga akhir Desember. Namun, jumlah kematian akibat TBC masih sama dengan tahun sebelumnya.
“Untuk tahun ini sampai Oktober ada 4.603 kasus. Tahun lalu sampai Desember 5.868 kasus. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada tambahan kasus baru sehingga angkanya bisa terus menurun,” kata Endang di ruang kerjanya, Senin, 6 Oktober 2025.
Endang menambahkan, untuk menekan angka penyebaran TBC, Dinkes Lebak mengintensifkan program Deklarasi Desa Siaga Aktif TBC.
Dari total 340 desa dan 5 kelurahan di Kabupaten Lebak, sebanyak 111 desa dan 1 kelurahan telah melaksanakan deklarasi tersebut.
Program ini melibatkan perangkat desa, kader kesehatan, serta masyarakat dalam memantau dan memastikan penderita TBC menjalani pengobatan hingga tuntas.
“Pengobatan TB paru ini jangka panjang, bisa mencapai enam bulan. Karena itu, kami dorong keterlibatan desa dan keluarga agar pasien tidak berhenti minum obat di tengah jalan,” ungkapnya.
Endang menegaskan, fokus pemerintah daerah bukan hanya menurunkan angka kasus, tetapi juga mengupayakan eliminasi TBC pada tahun 2030, sesuai target nasional.
“Yang terpenting bukan sekadar turun atau naiknya angka, tapi bagaimana upaya kita mengeliminasi TB sepenuhnya pada 2030,” tegasnya.
Dinkes Lebak juga mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, demam, atau keringat malam.
Editor : Erina Faiha